Kemarin sore saya pulang kerja gasik yang berarti tidak lembur. Niat hati ingin renang di Kolam Renang UNNES yang buka sampai malam di hari rabu. Tetapi, cuaca sedang mendung dan angin juga dingin semribit. Bisa-bisa malah mering jika main air. Jadi saya memilih cari keringat dengan lari-lari saja di Stadion Pandanaran - Wujil yang dekat kantor. "Semoga gerbangnya dibuka" Batin saya.
Alhamdulilah buka. Nampaknya GOR Pandanaran sedang ramai, sedang ada perlombaan volly tingkat SMP. Area pinggir kolam jadi sesak dengan tenda penjual jajanan, tapi gak jadi masalah karena langit lumayan cerah. Sesekali sorot hangat matahari menembus balik awan mendung dari atas Gunung Ungaran.
GOR Pandanaran yang menelan biaya revitalisasi hampir 4.5triliun ini memiliki kolam berbentuk segitiga dengan keliling sekitar 250 meter. Aspalnya mulai gogrok bercampur pasir dan tanah, tapi masih layak untuk jogging. Sore itu, saya tidak lari sendirian, ada 5 orang yang juga jogging sore-sore. Ada banyak juga anak muda yang bergerombol duduk duduk menikmati suasana sore ini.
Mari Lari ...
Ini adalah kali pertama saya lari setelah hampir setahun berhenti lari dengan rutin. Selama vakum lari, saya melakukan terapi punggung dan mengganti olahraga dengan berenang. Saya pemanasan secukupnya, jalan santai, aklimatisasi, mengatur pernafasan dan mulai jogging. Oke, kita mulai dari nol."Nafas engap" Saya latihan lari interval, 2/3 putaran untuk lari santai dan 1/3 sprint cukup membuat jantung deg-degan. Saya berlalari 37 menit jika dilihat dari layar Endomondo. Namun aplikasi lari ini tertipu oleh GPS. Jadi track dan distance selama lari tidak tercatat, hanya waktu saja yang terus berjalan.
Esok harinya, paha dan betis njarem. Gak papa, besok kita lanjutkan lagi.
@slamsr
20180208
meskipun ribet dan pegel tapi emang kita ttp kudu nyempetin olahraga seminggu sekali buah jaga kondisi badan sih
ReplyDeleteya kan slam
sekarang porisnya ditambah, nin. 5x seminggu hihihi.
Delete